Beranda » Mimpi Salma dan Cerita Tentang Lumpur – Sakinatun Nisak

Mimpi Salma dan Cerita Tentang Lumpur – Sakinatun Nisak

Pagi ini seperti biasa aku membawa hasil melaut untuk dibawa ke Geladak (Tempat pelelangan ikan), setelah pelelangan selesai aku duduk di Balai kambang untuk istirahat sejenak untuk melepas Lelah setelah semalaman melaut. Salma, itulah namaku. Aku satu-satunya gadis yang suka melaut, Ketika gadis seumuranku lebih suka merias diri dan bersenang-senang Bersama teman seumuranku, aku lebih suka melaut. karena selain membantu ibu untuk keperluan sehari-hari,  aku bisa membiyayai kuliahku sendiri.

 Dari kejahuan Perempuan paruh baya menyapaku, Yu Narti biasa aku menyapanya. beliau penjual es batu di Geladak, “ cacak  mu nang endi? ( kakak mu dimana?)” cacak  sakit yuk, sudah 2 hari ini. Aku biasanya melaut ditemani  kakak ku dan paman, tapi kali ini aku melaut bersama paman dan sepupuku.“loro opo?” (sakit apa?)  tanya yuk narti, kemarin terpelesat saat menjaring ikan dan kaki kanannya sedikit bengkak katanya sulit untuk berjalan. 

“ lha wes diperiksakno urung”? (sudah berobat belum?)  nanti sore yuk jawabku, Lalu aku pulang kerumah untuk bersih diri  dan Bersiap untuk ke kampus.  Hari ini ada jadwal mata kuliah pagi. sesampainya di rumah, ibu menyiapkan makanan dan berkata” nduk tangkapan hari ini gimana?“ tak seperti kemarin buk, jawabku. “Wes gak popo nduk disyukuri ae”(tidak apa-apa nak disyukuri saja)“wes nang budal sellok kasep”( ayo berangkat biar tidak terlambat). 

Aku berangkat ke kampus dengan mengendarai vespa kongo peninggalan ayah, sampai kampus aku melihat dan mendengar  teman-teman membicarakan tentang nelayan dan istrinya yang  meninggal karena perahunya terbalik dan ditemukan dipagi hari oleh nelayan setempat. Bagiku kabar seperti itu tidak asing ditelinga, aku terus berjalan melewati mereka yang bercerita dan aku menuju kelas untuk mengikuti mata kuliah linguistik bahasa.

 Kegitan kuliah berlangsung seperti biasa. Selesai kuliah aku menuju ke rumah untuk istirahat, sesampainya dirumah aku menjumpai serang laki-laki paruh baya yang berdandan staylish berbau harum dan dia didampingi 2 orang lelaki bertubuh dempal duduk di ruang tamu yang sedang berbincang dengan ibuk, “assalamualaikum,” laki-laki itu pun menjawab salam ku “waalaikumsalam… salma?”laki-laki itu terkejut melihatku sambil berkata kamu sudah besar nak, aku pun mengerutkan keningku sambil bertanya tanya dalam hati siapakah laki-laki ini nampak akrab sekali dengan ibu, ibu ku langsung memperkenalkan laki-laki itu. 

Salma kenalkan ini lek Arifin beliau sahabat bapakmu, beliau mau menawarkan pekerjaan buatmu supaya kamu tidak melaut lagi nak, hah??? aku mengerutkan dahi dan bertanya-tanya. Aku pun duduk samping ibu kami ngobrol panjang lebar ternyata pak arifin adalah seorang pebisnis beliau tinggal di jakarta beliau adalah seorang  pemborong dan agen property. Beliau menawariku untuk ikut dengannya dan membantunya. Tapi aku ingin menjadi pedagang wanita pertama yang sukses di desaku tanpa harus ikut orang, tanpa diatur, kata bapak bermimpi tidak apa-apa nak tapi jangan mimipi terus harus direalisasikan. Aku bercerita banyak hal kepada pak arifin termasuk keinginanku sampai pada ahirnya pak arifin meminjami modal besar untuk ku tanpa harus berfikir bunga dan kapan aku harus mengembalikan. 

Yaaa… ketika aku mendengar perkataan pak arifin aku seperti mendapat angin yang segar, hari mulai petang dan pak arifin berpamitan, semenjak kedantangan pak arifin aku mulai mengatur rencana-rencana yang harus aku lakukan. Sampai asiknya aku berfikir dalam diam ibuk mengejutkan ku, 

“heeeeh “ ibuk menepuk bahuku, aku pun terkejut astangfirulllah ibuk ngagetin. “lah kamu ngelamun aja dari tadi apa ndak ngaji ini hari kamis lo sudah lama aku lihat kamu gak ngaji”, biasanya hari kamis malam jum’at aku mengunjungi makam sunan giri setelah itu ke makam nyai ageng pinatih, tujuanku m kirim do’a semoga dapat barokah.  Waktu terus berlalu, 1 bulan 2 bulan dan seterusnya aku mulai merintis usahaku sebagai seorang tengkulak ikan dan udang, tanpa menunggu waktu lama  alhamduliah usahaku berjalan dengan lancar sampai pada ahirnya aku bisa menjual  hasil nelayan ke luar kota, tidak puas sampai disitu aku mencoba untuk membeli  perahu untuk di sewakan atau untuk ojek laut. 

Di daerah tempat aku tinggal aku dikenal sebagai seorang  wanita muda pertama yang sukses, kakak dan pamanku sebelemnya melaut denganku kini membantuku mengurus usahaku.

 Ditengah karirku aku berjumpa dengan seorang pemuda yang mandiri tegas dan baik, dia tinggal didesa Gumeno. namanya Ali dia laki-laki yang baik, tegas, di desa dan keluarga besarku masih mempercayai mitos tentang tradisi larangan menikah antar desa. Jika ada yang melanggar maka hidupya akan sengsara. Seingatku sebelum ayah meninggal beliau pernah bercerita dulu desa terjadi peperangan antar desa yakni desa Gumeno. Orang sakti didesa kami mbah sindujoyo dengan mbah Gumeno perang, dan mbg gumeno kalah ada pasukan mbh sindujoyo perempuan yang terbunuh lalu mbah sindu berpesan jangan ada yang menikah dengan orang gumeno. berulang kali ada orang menikah antar desa hidupnya sengsara. terkadang aku berfikir tentang banyak hal tentang hidup bahwa hidup itu tidak akan selalu berjalan dengan mulus. 

Pada hari ahad besog aku memberanikan diri untuk mengenalkan Ali kepada keluarga besarku. doaku adalah semoga ibu dan kakakku mendukung keputusan ku. Hari minggu pun tiba aku menyuruh Ali untuk datang ke rumah, ba’da isya ali datang, suara ketuakan pintu terdengar “tok tok tok aslamulaikum’ ibu membuka pintu. “ nak Ali monggo masuk nak,,,,, duduk dulu ibu panggilkan salma, “ ali pun menyahuti ibu “ Bu, sebenarnya kedatangan saya kemari ingin bicara dengan ibu. Ali memulai pembicaran meski dengan nada terbata-bata dan sedikit gugup.

 “ buuuk bolehkah saya melamar Salma?”  Dengan mata berbinar aku hanya diam menunggu jawaban yang keluar dari mulut ibuku. “Maff nak ali… untuk masalah ini akan ibu bicarakan dengan keluarga besar, nak ali tentu tahu dan kamu juga tahu sal… aku hanya terdiam mendengarkan ibu bicara  “kalau menikah antar desa tidak diperbolehkan dalam adat desa kita, kamu tahu resikonya kan?”aku menjawab dengan tegas tapi.. bu itu hanya mitos kan, mitos bagaimana, ? ibu tetap bersih kukuh  kamu tahu anak yu fadilah baru 3 bulan menikah suaminya meninggal karena kecelakaan dan anak nya mengalami keguguran sebelum 40 hari suaminya. Terus anak laki-laki yu mirah menikah dengan orang luar desa, pernikahan belum genap 1 tahun istinya mengalami gangguan jiwa dan anak yu mirah meninggal saat melaut, aku pun membela diri dengan berkata buk itu hanya mitos, ibu masih ingat saat mengikuti pengajian di masjid sunan giri, pak ustad membahas tentang khadits qudsi “ ana ‘inda dzonni abdi bi yang artinya aku sesuai perasangka hambaku. Pak ustad juga menjelaskan bahwa ketika kamu meyakini suatu hal dan kamu yakin itu terjadi maka akan terjadi begitu juga sebaliknya. Salma hanya perlu restu dan do’a ibu itu yang utama, ibu dan aku bersih keras dengan prinsipnya masing-masing sampai ahirnya aku meninggalkan rumah dan memilih menikah dengan ali. Semenjak kejadian itu aku memilih tinggal dan ikut merantau bersama Ali ke Malaysia. Aku sering menghubungi ibu lewat telfon, surat tapi ibu tidak pernah merespon bahkan ibu pernah titip pesan kesepupuku kalau aku pulang ke indonesia ibu tidak akan menemuiku. ibu akan mau menemuiku jika aku berpisah dengan Ali.

Gang Sebelah

Yayasan Gang Sebelah didirikan pada Tahun 2017, sebagai bentuk upaya dalam melakukan penelitian, pengarsipan dan pengembangan Kebudayaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas