Beranda » Cahaya Sebagai Agen Perubahan Kehidupan Masyarakat Gresik – Anita Hidayati

Cahaya Sebagai Agen Perubahan Kehidupan Masyarakat Gresik – Anita Hidayati

Langkah kecil sebagai agen perubahan langkah panjang mencapai sebuah tujuan. Ibarat kita sebagai makhluk hidup harus mencari jalan keluar dari sebuah jalan yang gelap tetapi kita tahu di ujung jalan ada harapan yang terang atau bercahaya. Cahaya adalah sesuatu yang tak dapat dipegang maupun dirasakan tetapi hal itu sangat dibutuhkan setiap manusia dalam kehidupannya. Cahaya dan keindahan memiliki hubungan yang sangat erat. Cahaya dapat mempengaruhi persepsi kita tentang keindahan dan dapat membuat sesuatu terlihat lebih indah. Pada dasarnya seni menghasilkan sesuatu yang indah yang dapat dinikmati manusia. Seni sebagai objek kepuasan yang tak ternilai dengan pasti. Karena sejatinya setiap jiwa terlahir sebagai seorang seniman. Namun di dalam perjalanannya seringkali pengaruh dari lingkungan membuatnya kerdil. Sehingga tak jarang orang menganggap seni adalah sesuatu hal kecil dan tidak penting. Tetapi sebenarnya seni sangat dibutuhkan keseharian manusia.

Cahaya dalam berkesenian diterapkan dalam banyak aspek, dalam bidang seni rupa cahaya dapat menciptakan bayangan yang dapat mempengaruhi persepsi kita tentang bentuk dan tekstur suatu objek. Kehadirannya mempengaruhi persepsi kita tentang volume suatu objek, membuatnya terlihat lebih besar atau lebih kecil. Selain itu dalam bidang seni pertunjukan cahaya juga mempengaruhi mood dan emosi kita, membuat kita merasa lebih bahagia, lebih sedih, atau lebih tenang. Cahaya sangat berpengaruh mengarahkan perhatian penonton ke bagian tertentu dari panggung, seperti aktor, musisi, atau tarian.

Salah satu karya seni dengan konsep cahaya adalah lampion. Damar Kurung dari Kabupaten Gresik dengan keunikannya berhasil diakui sebagai sebuah Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). “Damar” bermakna lampu dan “kurung” berasal dari bahasa jawa yang bermakna tertutup. Visualisasi dan bentuk fisik damar kurung ini mirip dengan lampion dari jepang (toro) dan lampion China. Keduanya sama-sama lampion yang berkerangka dan tertutup. Keunikan damar kurung terletak pada bentuknya karena ada segitiga di setiap ujung bagian atas. Setiap sisi yang mengelilingi dihias dengan gambar yang memvisualisasikan kehidupan masyarakat di kabupaten tersebut. Lampion ini sebagai seni tradisi yang berlangsung secara turun-temurun atau enkulturasi. “pewarisan budaya” atau enkulturasi berarti dari satu generasi ke generasi berikutnya. Damar kurung sebagai karya yang komplek untuk dunia pendidikan. (Jazuli, 2022, p. 205) Pendidikan sebagai proses budaya merupakan usaha meningkatkan dan mengembangkan potensi dan harkat manusia sehingga mampu hidup sejahtera lahir dan batin. Dari satu objek damar kurung ini masyarakat dapat mempelajari kebudayaan, sejarah masa lampau, perkembangan masa depan.

Pendidikan seni memiliki posisi strategis karena memberikan pengalaman serta tumbuhnya apresiasi dan pengetahuan tentang seni memungkinkan berkembangnya cara pandang yang unik dalam konteks yang luas. Seni tradisi tidak dapat bertahan dengan perkembangan jaman jika tidak ada inovasi maupun kreatifitas. Setiap manusia mempunyai potensi kreatif dan seni menyediakan lingkungan dan praktik baik bagi para pembelajar yang aktif dan mempunyai pengalaman dari hasil berkarya. Ketika kesenian dinikmati melalui proses apresiasiterjadi proses belajar dalam anggota masyarakat tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembelajaran seni tradisi memiliki implikasi terhadap perkembangan wawasan kebudayaan atau pembentukan jatidiri.

Pembiasaan dan pengulangan proses serta pengalaman yang berbeda-beda dari pelaku seni menjadikan hadirnya karakter pada setiap objek karya yang dihasilkan. Seniman sebelum berkarya senantiasa merespon berbagai fenomena yang ada disekelilingnya sebagai konsep berkarya (Sugiarto & Rohidi, 2021, p. 62). Karya seniman satu dengan yang lain menjadi berbeda dan mempunyai ciri khas tertentu. Karakter terefleksi dalam kepribadian seseorang secara utuh dan menyeluruh. Dalam berkarya tidak selamanya berjalan dengan lancar. Namun tantangan yang hadir ditengah masyarakat merangsang tumbuhnya paradigma baruuntuk menumbuh kembangkan wawasan dan kreatifitas.

Tantangan merangsang tumbuhnya paradigma baru yang akan menjadi jiwa dari pendidikan. Ada dua hal yang harus dimiliki untuk mewujudkannya. Yang pertama usaha untuk menumbuhkan wawasan dan kreatifitas, yang kedua landasan mental yang kuat untuk mencapai tujuan yang berimplikasi pada kebutuhan masyarakat (Rohidi, 2014, p. 154).

Dari uraian diatas dapat dilihat relevansi seni sebagai media untuk pengembangan kreativitas. Seni tradisi damar kurung mengalami enkulturasi dan dengan adanya tantangan jaman dan berkembanganya paradigma baru memunculkan ide-ide kreatif. Kebudayaan mengalami perkembangan dari masa ke masa menyebabkan transformasi atau pergeseran dan perubahan system nilai dalam masyarakat. Pergeseran bentuk karya dari karya seni terapan yang mempunyai fungsi sebagai lampion atau penerang bergambar karakter kini berkembang menjadi karya-karya seni yang inovasi tiga diemensi mapun dua dimensi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Karya damar kurung tidak hanya tiga dimensi tapi visual damar kurung dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan. Cahaya tetap menerangi dan memberikan keindahan di setiap produk seni damar kurung yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Gang Sebelah

Yayasan Gang Sebelah didirikan pada Tahun 2017, sebagai bentuk upaya dalam melakukan penelitian, pengarsipan dan pengembangan Kebudayaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas