Beranda » Museum Masmundari: Damar Kurung Hasil Akulturasi Masyarkat

Museum Masmundari: Damar Kurung Hasil Akulturasi Masyarkat

Tangkapan Layar Museummasmundari.com

Setelah saya melihat museum virtual maestro Masmundari, dalam membuat karya lukisannya yaitu Damar Kurung, Masmundari menggabungkan antara kebudayaan Cina dengan kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakat Kota Gresik. Melihat Museum Masmundari secara virtual saya menangkap bahwa damar kurung merupakan sebuah warisan kebudayaan yang merupakan hasil dari akulturasi masyarakat Jawa dan bangsa Cina pada abad ke-11.

Dari video yang saya lihat, damar kurung ini terinspirasi dari lampion yang berasal dari kebudayaan bangsa Cina yang dibawa dan telah menetap di Pulau Jawa, khususnya daerah Gresik. Karena pada saat itu Gresik sudah menjadi salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting. Selain merupakan tempat berlabuhnya kapal-kapal yang berasal dari timur tengah, Gresik juga merupakan tempat persinggahan kapal-kapal yang berasal dari Maluku menuju Sumatra dan daratan Asia. Dengan demikian, pada awal didirikannya kota Gresik oleh orang dari Tionghoa, banyak sekali kebudayaan Cina yang masuk ke Gresik dan salah satunya adalah kebudayaan lampion.

Pengaruh-Pengaruh Budaya

Salah satu seniman yang tetap mempertahankan eksistensi dari kebudayaan Indonesia terutama damar kurung, yaitu Masmundari. Setelah saya pahami damar kurung ini merupakan salah satu kebudayaan yang menyerap dari kebudayaan, Cina yaitu lampion. Lampion ini sudah menjadi kebudayaan bangsa Cina yang sering dipakai dalam pesta-pesta hari besar ataupun upacara kegamaan sebagai wujud kesempurnaan dan keberuntungan. Lampion sendiri merupakan sebuah lentera yang terbuat dari kertas biasanya berwarna merah, berbentuk bulat atau lonjong dan di dalamnya dinyalakan lilin. Meskipun gagasan yang digunakannya itu sama dengan lampion, namun berbeda dengan damar kurung ini memiliki keunikan lokal, yaitu berbentuk bangun ruang kubus dan menyerupai sangkar burung.

Di Gresik, lampion yang diubah menjadi damar kurung sudah lekat dengan tradisi. Damar kurung telah ada sejak zaman Hindu-Budha, sehingga damar kurung ini merupakan karya seni yang sangat unik. Seiring perkembangannya lampion diubah menjadi damar kurung yang sekarang menjadi ciri khas atau ikon yang ada di Gresik.

Kondisi Sosial – Ekonomi Masyarakat

Jika kita lihat secara letak geografis, sebagian wilayah Gresik itu merupakan daerah pesisir pantai. Berdasarkan hal tersebut, dapat memengaruhi karakter kehidupan masyarakat sekitar, khususnya kepada para perempuan yang tinggal di sana. Hal ini mengacu pada pandangan terhadap kehidupan Masmundari dan cerita yang disampaikan oleh Masmundari dalam lukisan damar kurungnya.

Tokoh perempuan pesisir yang tersampaikan dalam lukisan Damar Kurung Masmundari merupakan sebuah identitas perempuan Gresik pada masa awal pembuatan karya tersebut. Ketika saya membaca sejarahmya, karakter perempuan pesisir yang hampir semua dari mereka adalah nelayan perempuan.

Keberadaan mereka juga melahirkan budaya perempuan pesisir termasuk fenomena-fenomena yang terjadi pada mereka. Di antaranya yaitu, fenomena perempuan pesisir yang dijodohkan ketika masih berusia dini dan adanya larangan untuk menikah di luar wilayah pesisir tersebut. Apabila seorang perempuan pesisir memilih untuk melajang atau masih belum menikah di usia muda akan mengalami pengasingan secara sosial, baik dikucilkan maupun mendapat perkataan-perkataan buruk. Melihat berbagai konflik sosial dan batin yang dialami oleh para perempuan pesisir kemungkinan juga yang menyebabkan lahirnya sebuah komunitas di sana, yaitu Persatuan Perempuan Nelayan Pesisir.

Jika saya lihat Masmundari ini dapat dikatakan sebagai representasi perempuan pesisir yang tangguh dan berkarakter. Kelebihannya yang pandai melukis di atas kanvas damar kurung juga bagian dari pandangan intelektualnya terhadap kehidupan dan kondisi sosial di masyarakat. Kemampuan mengolah wawasan dan emosionalnya pun juga terlihat dalam lukisannya yang menyiratkan berbagai cerita penuh gagasan dan ajaran.

Pilihan Tema Lukisan, Warna dan Teknik

Gambar-gambar yang terdapat di dalam Damar Kurung ini berupa kegiatan sehari-hari, seperti keadaan di pasar yang penuh dengan penjual dan pembeli. Ada pula kegiatan keagamaan seperti shalat lima waktu dan mengaji. Selain itu, juga ada kegiatan hiburan seperti bernyanyi, menari, dan bermain. Karakter lukisan Masmundari yang terlihat menggunakan warna-warna cerah ini menyimbolkan rasa kegembiraan. Hal ini menjadi salah satu tanda bahwa Masmundari ini pintar dalam mengolah luka dan duka batinnya ketika menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan pesisir yang harus tetap berjuang dan berkembang.

Arti dari setiap warna-warna yang terdapat di dalam Damar Kurung, yaitu pada bagian dalam damar kurung ini diberi lampu berwarna kuning atau lilin. Hal itu bertujuan agar gambar-gambar yang ada pada kertas putih di dinding damar kurung tadi dapat terlihat lebih menarik karena pantulan cahaya dari dalam damar kurung.

Masmundari juga menonjolkan lukisannya pada tradisi atau kebudayaan masyarakat Gresik saat bulan Ramadhan tiba dengan memperkuat warna yang terang dan mencolok. Contohnya seperti biru, merah, kuning, dan hijau sebagai daya tarik penikmat lukisannya, serta ciri khas lukisan asli Masmundari yang tidak dapat disamakan oleh pelukis Damar Kurung lainnya. Damar kurung ini juga merupakan pengembangan dari lukisan kaca yang dimodifikasi sebagai karya seni fungsional. Gabungan antara lampion dan lukisan kaca, selain sebagai alat penerangan, juga berfungsi sebagai media dakwah.

Perubahan Sosial

Kecanggihan teknologi yang setiap hari dan setiap waktu selalu berkembang dengan berbagai jenis tren, juga sangat memengaruhi adanya seni lukis tradisional Damar Kurung yang saat ini kurang begitu dipedulikan okeh masyarakat. Selain itu, ada banyak pesaing pelukis damar kurung yang berlomba-lomba untuk menampilkan karyanya sebagai karya otentik. Dibutuhkan inovasi baru yang mengikuti era perkembangan teknologi ini, khususnya teknologi digital yang menyebabkan peralihan dari dunia yang serba offline menjadi online.

Perubahan Sosial dalam Memanfaatkan Teknologi Digital

Perubahan pada era digital sangat besar dan pengaruh ke masyarakat juga besar. Ada satu cara agar setiap museum dapat meningkatkan pengunjung. Karena pola pikir masyarakat juga saat ini sudah berbeda dibandingkan dengan dulu, mereka butuh pengalaman berbeda, pengalaman menakjubkan, dan pengalaman spesial.

Begitu pun dengan museum. Museum harus berani mencoba berubah dan mengikuti zaman digital. Di luar negeri, museum digital sudah menggunakan teknologi virtual reality dan bahkan augmented reality. Dengan penggunaan teknologi digital tersebut, pastinya akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung. Dengan adanya museum digital, pengunjung akan dapat belajar mengenal budaya setempat secara digital dan mendapatkan visualisasi yang keren dari museum digital.

Seiring perkembangan kecanggihan teknologi pada saat ini diluncurkanlah sebuah ide museum virtual. Ide ini berawal dari banyaknya museum yang buka-tutup saat pandemi Covid-19. Agar museum ini tetap dapat dilihat oleh masyarakat dan terus berjalan, dibukalah sebuah museum secara virtual. Masyarakat dapat melihat melalui gadget secara online lewat internet. Museum virtual ini merupakan sebuah inovasi  dan gagasan baru di Gresik.

Museum virtual Masmundari ini dikemas secara interaktif supaya dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Kemudian, lewat adanya museum virtual ini juga akan menjadi media promosi untuk menarik minat masyarakat akan museum, damar kurung, dan Masmundari.

Museum Masmundari ini didirikan untuk mendokumentasikan, mengarsipkan, dan juga menyajikan karya seniman seorang Masmundari yang dikenal sebagai maestro damar kurung asal Gresik.

Kelebihan / Kekurangan dari Museum Virtual Dibandingkan dengan Museum Offline :

Museum digital atau museum yang dilakukan secara virtual memang saya sendiri akui belum begitu banyak di Indonesia. Namun, museum virtual ini telah menunjukkan perkembangan selama beberapa tahun terakhir ini yang disebabkan karena adanya pandemi Covid-19. Di balik museum virtual ini terdapat kelebihan dan kekurangan yaitu :

Kelebihan :

– Praktis dan mudah dilakukan. Hanya dengan duduk di depan gadget atau melihat dari gadget, kita dapat melihat dengan mudah isi dari museum masmundari yang telah dibuat dan dirancang. Kita juga dapat melihat indahnya koleksi museum Masmundari yang dapat kita nikmati.

– Mengurangi potensi penyebaran Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai memaksa kita semua mau tidak mau untuk tetap berada di rumah, menjauhi kerumunan, dan selalu menerapkan protokol kesehatan agar pandemi ini dapat segera diatasi dan selesai. Namun, kebutuhan dalam menimba ilmu, menambah pengetahuan, dan refreshing tetap harus dipenuhi. Inilah kelebihan dari museum virtual, kita tetap bisa mendapatkan itu semua, meski di rumah saja dan tidak ke mana-mana.

Kekurangan :

– Tidak bisa menghadirkan suasana yang nyata di lokasi museum. Menurut saya, suasana ketika kita mengunjungi museum asli yang terdapat fisiknya jauh berbeda ketika kita hanya melihat museum tersebut secara virtual hanya dari gadget saja.

– Banyak spot yang terlewat. Dalam virtual museum tour, tidak semua spot dapat terekspose dengan sempurna. Hanya bagian-bagian menarik yang dimasukkan. Berbeda dengan datang langsung, kita dapat mengunjungi setiap spot yang menarik. Bisa jadi juga kita menemukan spot favorit yang berbeda dengan orang lain.

Konflik Sosial :

Latar belakang budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman karya seni tradisional. Di antaranya, karya seni lukis tradisional yang berkembang di setiap daerah. Banyaknya karya seni budaya tradisional yang masih belum dikenal atau bahkan kurang dihargai oleh generasi muda pada saat ini, khususnya tentang kepedulian masyarakat kota Gresik terhadap kesenian lukis tradisional damar kurung mulai memberi dampak negatif. Daya minat dan ketertarikan terhadap seni lukis tradisional ini semakin berkurang karena opini masyarakat tentang seni lukis yang terlalu lampau untuk digunakan pada masa kini.

Damar Kurung sebagai seni kriya kini telah bergeser fungsinya. Tidak lagi sebagai benda yang dibutuhkan sehari-hari pada masa sekarang. Damar kurung kini tetap bertahan menjadi perhiasan kota, sebuah hadiah atau kenang-kenangan khas dari Gresik, dan pameran. Namun, tidak menghalangi eksistensi karakter lukisan Damar Kurung untuk terus berkembang dengan berbagai medium atau wahana. Hal tersebut juga yang menjadikan pola lukisan Masmundari dalam damar kurungnya telah diresmikan sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia.Selain ketertarikan terhadap kesenian Damar Kurung, esensi nilai yang terkandung dalam setiap produk seni adalah yang patut terus dimengerti dan dilestarikan oleh masyarakat. Misalnya, dalam konteks ini adalah nilai-nilai luhur perempuan Jawa baik di Pulai Jawa maupun tidak. Kelestarian tersebut dapat sebagai wujud keteladanan maupun masih sebatas referensi pandangan. Adapun tanggung jawab kita bersama dengan cara masing-masing: Bagaimana cara kita mampu menyampaikan nilai-nilai Jawa yang berbudi luhur tersebut dengan cara masa kini dengan tetap bijak dan bertanggung jawab?

Penulis: Yumiko Nathania 

Editor : Abizar Purnama

*Tulisan ini merupakan ulasan dari Kelas Becoming Indonesia Universitas Ciputra setelah melakukan Tour Virtual Museum Masmundari bersama Yayasan Gang Sebelah

Gang Sebelah

Yayasan Gang Sebelah didirikan pada Tahun 2017, sebagai bentuk upaya dalam melakukan penelitian, pengarsipan dan pengembangan Kebudayaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas